Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Ronda di Wilayah Mangkunegaran

Pos Ronda di Keprabon, Timur Laut Pura Mangkunegaran(Sumber: Mangkunegaran)

Sistem ini menyatukan berbagai anggota masyarakat: bangsawan, petani, dan pekerja perkebunan. Mereka membentuk kelompok yang berpatroli di ladang tebu, terutama di malam hari. Tugas utama mereka adalah menjaga ketertiban dan menyelesaikan pertikaian di antara penduduk. Patroli dan perkebunan tebu terjalin dalam hubungan simbiosis; keberhasilan perkebunan bergantung pada keamanan yang ditawarkan oleh patroli, sementara patroli diuntungkan dengan melindungi hasil panen.

Selain keamanan, sistem patroli memiliki fungsi sosial yang penting. Patroli mendorong interaksi dan kerja sama di antara penduduk, sehingga mempererat ikatan masyarakat. Pengaturan ini mencerminkan bagaimana Mangkunegaran telah lama berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas sosial, sehingga menjadikan sistem patroli sebagai tradisi yang layak dilestarikan hingga saat ini.

Kekayaan yang dihasilkan oleh perkebunan tebu menjadikan keamanan sebagai hal yang terpenting. Ladang yang luas dan nilai panen yang tinggi menarik para penjahat—pencuri dan perampok. Sebagai tanggapan, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VI membentuk sistem patroli untuk memerangi ancaman ini.

Patroli berakar pada zaman dahulu. Di Mangkunegaran, patroli dimulai di bawah K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VI, yang memerintah dari tahun 1896 hingga 1916, periode yang ditandai oleh modernisasi dan reformasi internal. Salah satu bidang fokus yang signifikan adalah pengelolaan perkebunan tebu, sumber pendapatan penting bagi Mangkunegaran, karena gula yang dihasilkan menjadi komoditas utama di pasar global.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan patroli sebagai tindakan berjalan berkeliling untuk memastikan keselamatan. Selama patroli ini, gong dipukul selama waktu yang ditentukan, dan sumbangan, atau jimpitan, dikumpulkan. Kata jimpitan berasal dari bahasa Jawa ‘jumput,’ yang berarti mencubit atau menarik dengan jari. Biasanya, beras atau uang ditempatkan dalam wadah yang digantung di setiap rumah untuk diambil oleh patroli dengan cara mencubit (dijumput).

Sumber: Mangkunegaran.id

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.