Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Budidaya Kopi Mangkunegaran

Penyortiran Kopi di Perkebunan Karangpandan sekitar tahun 1920 (Sumber: KITLV)

Pada tahun 1850, hanya empat daerah penting yang didedikasikan untuk budidaya kopi di Mangkunegaran. Pada tahun 1862, Mangkoenagoro IV mereklamasi tanah apanage dan memberikan kompensasi kepada para pemegangnya, memastikan bahwa tanah-tanah ini tidak lagi disewakan kepada kepentingan pribadi tetapi akan dikelola langsung oleh Mangkunegaran.

Reklamasi ini memperluas wilayah penanaman kopi menjadi 24. Seorang administrator Eropa, Rudolf Kampff, mengawasi operasi kopi. Masing-masing dari 24 wilayah dipimpin oleh seorang administrator yang dikenal sebagai panewu kopi atau mantri kopi.

Mereka memiliki rumah tamu untuk tinggal dan gudang untuk penyimpanan. Kopi pertama kali ditanam di daerah Mangkunegaran pada tahun 1814. Ini dimulai dengan pengusaha Eropa, penyewa tanah apanage, yang membawa benih dari Gondosini di Bulukerto.

Untuk memperkuat ekonomi Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV mulai mengembangkan berbagai perusahaan, termasuk perkebunan kopi. Mereka membudidayakan kopi secara besar-besaran, mengolah tanah-tanah yang tidak terpakai dan membuka daerah-daerah tandus, memanfaatkan kembali tanah-tanah yang pernah disewakan kepada pedagang-pedagang asing.

Penanaman kopi di Mangkunegaran berkembang pesat di bawah pimpinan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV. Mereka memanfaatkan potensi tanah tersebut, dan penanaman kopi terus meluas, ditandai dengan semakin luasnya areal yang didedikasikan untuk tanaman ini.

Para pengurus ini melapor kepada dua inspektur Eropa: J.B. Vogel, yang ditempatkan di Tawangmangu, dan L.J. Jeanty di Betal (Nguntoronadi). Setiap inspektur mengelola dua belas wilayah, dengan Vogel mengawasi Karangpandan, Tawangmangu, Jumapala, Jumapura, Jatipura, Ngadiraja, Sidoarjo, Girimanto, Jatisrana, Slogohimo, Bulukerta, dan Purwantara. Jeanty membawahi Nguntaranadi Wuryantara, Eromoko, Pracimantara, Giritantra, Baturetna, Batuwarna, Selagiri, Singosari, dan Ngawen. Di atas mereka adalah Pembimbing Wedono Kartoprodjo R.M. Wirohasmoro.

Sumber: Mangkunegaran.id

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.