Gusti Raden Ajeng (G.R.Aj.) Ancillasura Marina Sudjiwo, juru bicara Mangkunegaran, berdiri di hadapan hadirin, menyambut Ubud Writers and Readers Festival dengan sambutan sepenuh hati yang mengabarkan pentingnya acara ini—sebuah tempat perlindungan bagi para penulis dan pembaca dari berbagai lanskap untuk bertemu. Dalam sub-acara pembukaan, Indah Darmastuti memandu jiwa-jiwa yang bersemangat melalui lokakarya tentang Penulisan Cerita Pendek untuk Pemula, yang menerangi jalan dari percikan inspirasi awal hingga pembuatan baris pembuka dan inti konflik.
Dalam persatuan yang harmonis, Mangkunegaran bergandengan tangan dengan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), Dana Indonesiana, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mempersembahkan “SABDASASTRA,” sebuah program satelit bercahaya dari Ubud Writers and Readers Festival di Dalem Prangwedanan, Pura Mangkunegaran.
Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan pengaruh yang mendalam pada dunia literasi, memperluas jangkauan UWRF terhadap komunitas sastra dan kepenulisan hingga ke luar Bali. Puncak dari festival ini adalah perbincangan kreatif bertajuk “Menabur Benih Cerita,” di mana para penulis dari sesi sebelumnya berbagi perjalanan kreasi mereka, mengungkap bagaimana inspirasi sering kali muncul dari pengembaraan mereka, baik dalam fiksi maupun nonfiksi.
“Tindakan menulis adalah perjalanan untuk mengungkap dunia dan menemukan diri kita sendiri. Melalui kata-kata, kita berevolusi menjadi makhluk yang lebih baik,” Agustinus Wibowo merenungkan selama diskusi tersebut. Program Satelit Ubud Writers and Readers Festival X Mangkunegaran menggelar empat sub-acara yang mempesona, yang menampilkan konstelasi penulis, termasuk Indah Darmastuti, Ibe S. Palogai, dan Agustinus Wibowo.
Dua bab berikutnya dari perjalanan sastra ini terungkap saat diskusi berkembang. Pada pertemuan kedua, Ibe S. Palogai mengajak para peserta untuk berbagi refleksi yang mendalam, yang disulut oleh sebuah puisi dari bukunya, “Hidup Telah Berjalan dan Kita Telah Lupa Akal Sehat.” Setelah itu, Agustinus Wibowo memimpin dialog seputar karyanya, “Kita dan Mereka,” yang mengisahkan perjalanannya ke seluruh dunia.
Dengan harapan yang berkelap-kelip dalam kata-katanya, G.R.Aj. Ancillasura mengungkapkan keinginannya agar benih-benih acara ini tumbuh subur dan menyebar akarnya. “Semoga pertemuan seperti ini terus tumbuh, menjalin hubungan yang lebih luas dan mengundang lebih banyak komunitas untuk bergabung,” ungkapnya.
Sumber: Mangkunegaran.id
