Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Sejarah Singkat Mangkunegaran

Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran sekitar Tahun 1900 (Sumber: KITLV)

Kisah Mangkunegaran terkait erat dengan Kerajaan Mataram Islam. Kerajaan tersebut mulai goyah karena beban kerusuhan politik dan sosial ketika VOC, perusahaan dagang Belanda, mulai mencampuri urusan kerajaan.

Di tengah kekacauan ini, Raden Mas Said bangkit untuk melawan VOC, berusaha memulihkan ketertiban di istana yang berantakan. Mangkunegaran adalah kadipaten yang independen, yang memerintah wilayahnya sendiri.

Kemerdekaan ini bertahan hingga fajar Kemerdekaan Indonesia. Namun, selama Revolusi Sosial di Surakarta dari tahun 1945 hingga 1950, Mangkunegaran kehilangan kekuatan politiknya tetapi terus berfungsi dalam bidang sosial dan budaya.

Perjanjian ini mengangkat Raden Mas Said ke pangkat Pangeran Miji, gelar yang hanya diikuti oleh Putra Mahkota, atau Adipati Anom. Sebagai Pangeran Miji, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I menguasai 4.000 cacah tanah yang tersebar di wilayah Kaduang, Nglaroh, Matesih, Wiroko, Haribaya, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Kedu, dan Pajang, baik di utara maupun selatan.

Perjanjian Salatiga yang ditandatangani pada 17 Maret 1757 menandai berakhirnya perselisihan Dinasti Mataram Islam. Pada hari itu terjalin saling pengertian yang berujung pada lahirnya Praja Mangkunegaran di bawah pimpinan Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro Senopati Ing Ayoedha Soedibyaningprang.

Dengan tercapainya Perjanjian Salatiga, guna menjaga kewibawaan demi persatuan dan kesatuan Praja beserta kawula Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I bersama para pendukung setianya Punggowo Baku Kawandoso Joyo Mangkoenagoro I, mengokohkan kekuatan Praja Mangkunegaran dengan tiga pilar elemen utama, yakni:

1. Falasafah Tri Dharma
2. Hanebu Sauyun
3. Tiji Tibeh

Sumber: Mangkunegaran.id

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.