Gusti Nurul tumbuh dengan banyak belajar. Saat berusia 6 tahun, ia masuk ke taman kanak-kanak bernama Pamardi Siwi, yang dekat dengan istana besar. Tahun berikutnya, ia masuk sekolah di mana ia bertemu dengan anak-anak dari Belanda.
Ayahnya juga memperkenalkannya pada kegiatan yang menyenangkan seperti berkuda dan seni, yang ia sukai dan kuasai. Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani, yang sering dipanggil Gusti Nurul, lahir pada 17 September 1921.
Ia adalah putri dari seorang pangeran bernama K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII dan istrinya, Gusti Kanjeng Ratu Timur, yang berasal dari Kesultanan Yogyakarta. Keluarganya sangat senang saat ia lahir, dan untuk merayakannya, mereka menanam pohon beringin di tempat khusus.
Banyak pria dewasa yang mengagumi Gusti Nurul, termasuk beberapa orang penting, tetapi ia tidak memilih satu pun dari mereka karena ia tidak ingin menjalin hubungan di mana seorang pria memiliki banyak istri. Pada tahun 1951, ia menikah dengan Raden Mas Soejarjo Soerjosoerarso, yang merupakan cucu dari pangeran lainnya.
Saat beranjak remaja, Gusti Nurul tumbuh menjadi gadis muda nan cantik yang banyak menarik perhatian. Saat bersekolah di sekolah lain bernama MULO, ayahnya bahkan menyewa seorang pengawal untuk menjaganya karena banyak orang yang datang menjenguknya, bahkan ada yang membawa kamera untuk mengambil gambar.
Gusti Nurul populer bukan hanya karena ia bangsawan dan cantik, tetapi juga karena ia sangat berbakat. Ia gemar berkuda, memanah, membaca, menulis puisi, menari, dan memotret. Salah satu momennya yang paling terkenal adalah saat ia menarikan tarian khusus yang disebut Tari Sari Tunggal di hadapan Ratu Belanda pada sebuah pernikahan kerajaan saat ia baru berusia 15 tahun.
Sumber: Mangkunegaran.id
