Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Beksan Gatotkaca Dadung Awuk

Beksan Gatotkaca Dadung Awuk (Sumber: Mangkunegaran)

Beksan Gatotkaca Dadung Awuk diciptakan pada masa pemerintahan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV. Tarian ini berasal dari kisah Mahabharata bagian partha krama yang menceritakan pengabdian kesatria Gatotkaca dalam mencari maskawin kerbau danu untuk pernikahan Arjuna. Dadung Awuk adalah raksasa yang ditugaskan oleh Bathara Indra untuk menggembala dan menjaga kerbau danu, namun ia kalah dalam pertarungan sengit melawan Gatotkaca.

Beksan Gatotkaca Dadung Awuk termasuk tarian jenis wireng, yaitu tari yang mengangkat tema keprajuritan. Tari ini berkembang pesat pada masa K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV, terbukti dengan munculnya berbagai kreasi tari wireng seperti Harjuna Sasra, Gatotkaca Dadung Awuk, Karna Tinandhing, Palgunadi, dan lain-lain. Penari wireng pada waktu itu adalah para putra dan sentana-dalem yang disesuaikan dengan karakter tokoh yang diperankan.
Sekitar tahun 1990, Rono Suripto mengatur ulang Beksan Gatotkaca Dadung Awuk. Tarian ini menggunakan pola-pola gerak khas Mangkunegaran seperti sembahan, sabetan, besut, ombak banyu, sekaran kebyok sampur, perangan, perangan properti prapatan, sekaran ayak-ayakan, dan srisig. Iringan musiknya terdiri dari gending pathetan slendro menyuro, ada-ada slendro menyuro, sampak ro (dua) menyura, ladrang sapu jagad, srepeg ro (dua) menyura, serta ayak-ayakan.

Beksan Gatotkaca Dadung Awuk dibawakan oleh dua penari atau kelipatan 2 hingga 8 penari. Dua penari memerankan tokoh Gatotkaca, sementara sisanya berperan sebagai Dadung Awuk. Pemilihan penari mempertimbangkan aspek wiraga (kemampuan gerak tubuh), wirama (kemampuan menyesuaikan gerak dengan musik karawitan), dan wirasa (kemampuan menyampaikan pesan lewat gerak tubuh).

Rias wajah Gatotkaca menggunakan rias gagah thelengan. Penari Gatotkaca mengenakan irah-irahan gelung minangkara grada, sumping kembang sirih, brengos (kumis), praba, kelat bahu naga karangrang, gelang kencana, kalung lulur, kutang antakusuma berwarna biru, sabuk cinde cakar, jarit parang barong, sampur gendolo giri biru dan merah, boro cinde cakar, celana monte mlati (lancingan) biru, uncal (bandil, badong), epek, timang, lerep, binggel kencana, serta membawa properti gada wesi kuning (bindi).

Dadung Awuk memakai rias buta senopati. Penari Dadung Awuk mengenakan irah-irahan jebobog, sumping kembang kluwih, cangkeman buta, kelat, gelang kencana, dadung (kalung), gimbalan, sabuk cinde rante, epek, timang, lerep, sampur gendala giri kuning, jarit parang barong, boro cinde rante, uncal (bandil, badong), celana, binggel kencana, binggel klinting dengan pecut atau cemeti.

Keunikan Beksan Gatotkaca Dadung Awuk Mangkunegaran terlihat dari kostum dan alat peraga berupa cambuk serta klinting di pergelangan kaki Dadung Awuk. Permainan cambuk menghasilkan suara khas yang memberi warna tersendiri pada tarian ini. Selain itu, penggunaan gada (sejenis pentungan) oleh penari Gatotkaca juga hanya ditemukan di Mangkunegaran.

Pertunjukan Beksan Gatotkaca Dadung Awuk selalu mengikuti konsep tarian Jawa seperti sawiji, greged, sengguh, dan ora mingkuh. Nilai estetika tarian ini terletak pada keharmonisan antara gerak tari dengan irama karawitan. Sejak tahun 1991, Beksan Gatotkaca Dadung Awuk mulai ditampilkan dan diperkenalkan ke publik. Hingga saat ini tarian ini masih dipentaskan dalam acara setuponan maupun acara penting lainnya di Pura Mangkunegaran.

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.