Saat kecil, Raden Mas Soerjo Soeparto tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia dibesarkan oleh pamannya, Raden Mas Suyitno, yang kemudian menjadi seorang pangeran juga. Pamannya mengajarkan banyak hal kepadanya, seperti cara membaca dan menulis di sekolah yang mengajarkan bahasa Belanda. Ia juga belajar tentang cerita-cerita Jawa, lagu-lagu Jawa, dan perilaku yang baik.
Meskipun ia bekerja dengan baik, ia ingin belajar lebih banyak lagi. Jadi, saat berusia 28 tahun, ia menabung dan terbang ke Belanda untuk belajar buku-buku lama di sebuah universitas. Selama dua tahun di sana, ia mendapatkan banyak teman dan belajar banyak hal.
Sebagai seorang pangeran, ia melakukan banyak hal hebat! Ia memperbaiki jalan dan bangunan, menyebarkan budaya Jawa, membangun fasilitas kesehatan, dan mendorong orang untuk berolahraga. Di bawah kepemimpinannya, tempat yang disebut Mangkunegaran menjadi sangat sukses dan bahagia, seperti zaman keemasan!
Setelah menamatkan sekolah dasar, Raden Mas Soerjo Soeparto ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, tetapi pamannya menganggap hal itu tidak perlu. Jadi, ia menyewa seorang guru untuk membantunya belajar bahasa Belanda.
Tidak puas dengan pendidikannya, Raden Mas Soerjo Soeparto memutuskan untuk merantau ke berbagai kota untuk mencari pekerjaan yang dapat memberinya banyak ilmu. Saat berusia 18 tahun, ia bekerja sebagai juru tulis, penerjemah, bahkan wartawan.
Alkisah, ada seorang pangeran bernama Raden Mas Soerjo Soeparto yang lahir pada tanggal 12 November 1885 di sebuah tempat bernama Surakarta. Ia adalah anak ketujuh dalam keluarganya dan putra ketiga dari seorang pangeran bernama Mangkoenagoro V.
Ibunya bernama Bandoro Raden Purnamaningrum. Saat kembali ke tanah air, ia mendapat pekerjaan membantu mengurus masalah tanah di Surakarta, dan ia juga bergabung dengan berbagai kelompok untuk membantu masyarakatnya. Pada tanggal 3 Maret 1916, ia menjadi pangeran dengan gelar khusus, meskipun usianya baru 30 tahun.
Sumber: Mangkunegaran.id
