Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII

Saat kecil, Raden Mas Soerjo Soeparto tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia dibesarkan oleh pamannya, Raden Mas Suyitno, yang kemudian menjadi seorang pangeran juga. Pamannya mengajarkan banyak hal kepadanya, seperti cara membaca dan menulis di sekolah yang mengajarkan bahasa Belanda. Ia juga belajar tentang cerita-cerita Jawa, lagu-lagu Jawa, dan perilaku yang baik.

Meskipun ia bekerja dengan baik, ia ingin belajar lebih banyak lagi. Jadi, saat berusia 28 tahun, ia menabung dan terbang ke Belanda untuk belajar buku-buku lama di sebuah universitas. Selama dua tahun di sana, ia mendapatkan banyak teman dan belajar banyak hal.

Sebagai seorang pangeran, ia melakukan banyak hal hebat! Ia memperbaiki jalan dan bangunan, menyebarkan budaya Jawa, membangun fasilitas kesehatan, dan mendorong orang untuk berolahraga. Di bawah kepemimpinannya, tempat yang disebut Mangkunegaran menjadi sangat sukses dan bahagia, seperti zaman keemasan!

Setelah menamatkan sekolah dasar, Raden Mas Soerjo Soeparto ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, tetapi pamannya menganggap hal itu tidak perlu. Jadi, ia menyewa seorang guru untuk membantunya belajar bahasa Belanda.

Tidak puas dengan pendidikannya, Raden Mas Soerjo Soeparto memutuskan untuk merantau ke berbagai kota untuk mencari pekerjaan yang dapat memberinya banyak ilmu. Saat berusia 18 tahun, ia bekerja sebagai juru tulis, penerjemah, bahkan wartawan.

Alkisah, ada seorang pangeran bernama Raden Mas Soerjo Soeparto yang lahir pada tanggal 12 November 1885 di sebuah tempat bernama Surakarta. Ia adalah anak ketujuh dalam keluarganya dan putra ketiga dari seorang pangeran bernama Mangkoenagoro V.

Ibunya bernama Bandoro Raden Purnamaningrum. Saat kembali ke tanah air, ia mendapat pekerjaan membantu mengurus masalah tanah di Surakarta, dan ia juga bergabung dengan berbagai kelompok untuk membantu masyarakatnya. Pada tanggal 3 Maret 1916, ia menjadi pangeran dengan gelar khusus, meskipun usianya baru 30 tahun.

Sumber: Mangkunegaran.id

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.