Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Nilai Kepahlawanan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I

Raden Mas Said lahir di Kartasura pada hari Minggu Legi, tanggal 7 April 1725. Ayah Raden Mas Said adalah Kanjeng Pangeran Arya Mangkoenagoro atau biasa disebut Mangkoenagoro Sepuh, sedang ibunya Raden Ayu Wulan. Semasa kecil Raden Mas Said harus hidup mandiri karena ibunya meninggal setelah melahirkannya dan ayahnya diasingkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) ke Srilanka. Setelah dewasa, Raden Mas Said diangkat menjadi mantri gandek dan memperoleh tanah lungguh sebesar 50 jung.

Raden Mas Said didampingi para pengikut setianya yang tergabung ke dalam pasukan inti yang melawan VOC dengan jumlah 40 orang. Para pengikutnya diberi nama berawalan dari kata Jaya seperti Jayawiguna, Jayautama, Jayaprabata. Pemberian nama tersebut mengandung harapan selalu mendapat kemenangan atau kejayaan. Raden Mas Said menggunakan taktik perang gerilya dan menggunakan konsep jejemblungandedhemitan, dan wewelutan dalam menghadapi VOC.

Pasukan Raden Mas Said laksana dhemit yang tidak nampak dan pandai membuat strategi tipu-daya musuh. Kelihaiannya dalam mengelabui musuh seperti welut (belut) yang licin dan sulit ditangkap serta keberanian tanpa rasa takut. Sifat jejemblungan menjadikan pasukan Raden Mas Said tidak memiliki keraguan untuk menggempur musuh. Ketiga hal tersebut yang menjadikan pasukan Raden Mas Said sangat ditakuti musuh.

Semangat yang dikobarkan Raden Mas Said dan pasukannya tergambar dalam semboyan perjuangan Tiji Tibeh yang merupakan akronim dari mukti siji mukti kabeh, mati siji mati kabeh. Semboyan ini memiliki makna bahwa Raden Mas Said dan pengikutnya akan saling bekerja sama membangun kesetian baik dalam kondisi bahagia maupun duka untuk berjuang mencapai kemenangan.

Perjuangan yang dilakukan Raden Mas Said dalam melawan VOC tetap dikenang hingga saat ini. Pada tahun 1988, pemerintah nasional Republik Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional kepada mendiang K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I. Selain itu, Raden Mas Said juga menerima penghargaan Bintang Mahaputra yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah nasional Republik Indonesia kepada orang yang berjasa kepada negara.

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.