5 Filosofi Jawa di Balik Hidangan Pracimasana

Hidangan bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang pesan. Di Pracimasana, setiap sajian dirancang dengan merujuk pada lima filosofi utama dalam budaya kuliner Jawa:

  1. Rasa sebagai Citra Hati – Masakan Jawa percaya bahwa rasa yang seimbang mencerminkan hati yang damai. Oleh karena itu, harmoni manis, gurih, pedas, dan asam menjadi simbol keseimbangan hidup.
  2. Urutan Menyantap sebagai Etika – Tradisi keraton memiliki urutan jamuan yang tegas, dari pembuka, hidangan utama, hingga penutup. Ini bukan hanya protokol, tapi penghormatan terhadap tamu dan momentum makan itu sendiri.
  3. Warna sebagai Simbol Makna – Warna pada makanan mencerminkan filosofi hidup: kuning untuk kejayaan, hijau untuk kesejukan batin, merah untuk semangat, dan putih untuk kesucian.
  4. Keselarasan Bentuk & Sajian – Presentasi makanan menjadi seni tersendiri. Di Pracimasana, bentuk dan susunan sajian mengikuti prinsip tata estetika kraton.
  5. Doa & Ketulusan dalam Proses – Setiap makanan istana dimasak dengan niat baik, karena dipercaya bahwa energi dari sang juru masak turut berpindah ke santapan.

Filosofi ini tidak hanya memberi makna lebih pada santapan, tetapi juga membentuk standar layanan yang penuh kesantunan dan kesadaran. Setiap menu disajikan dengan cerita, bukan sekadar daftar bahan dan harga.

Di sinilah Pracimasana berdiri bukan hanya sebagai tempat makan, tetapi sebagai ruang perjamuan budaya yang memadukan kearifan kuliner klasik dan pengalaman modern.

Bacaan Terkait Lainnya

Pracimasana

Mangkunegaran Royal Heritage Dining Experience
(10:00 - 22:00 WIB)

Pracimaloka

Pastry and Tea House
(11:00-21:00 WIB)

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda