Serat Wedhatama merupakan salah satu karya sastra Jawa yang ditulis oleh K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV. Nama Wedhatama berasal dari kata wedha yang berarti tuntunan dan tama yang artinya utama. Jadi, Wedhatama dapat diartikan sebagai panduan mengenai keutamaan. Serat ini dikenal karena mengandung nilai-nilai moral dan filosofi yang tinggi, sehingga menjadi pedoman penting bagi masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan yang berbudi pekerti dan harmonis.
Karya sastra ini terdiri dari 100 pupuh yang terbagi dalam lima jenis tembang macapat, yaitu Pangkur (14 pupuh), Sinom (18 pupuh), Pocung (15 pupuh), Gambuh (35 pupuh), dan Kinanthi (18 pupuh). Bahasa dalam Serat Wedhatama yang indah menandakan bahwa karya ini termasuk sastra unggulan, sehingga menarik perhatian para ahli sastra dan pengamat budaya untuk menelitinya. Selain itu, setiap baitnya penuh makna yang bisa dijadikan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, seperti budi pekerti, kepemimpinan, spiritualitas, dan hubungan sosial.
Salah satu nilai penting yang ditekankan dalam Serat Wedhatama adalah pengendalian hawa nafsu. Ajaran ini mengingatkan manusia agar tidak terbuai oleh harta atau kedudukan, melainkan fokus pada akhlak mulia dan perbuatan yang bermanfaat. Nilai-nilai keagamaan juga hadir dalam Serat Wedhatama, seperti iman, ketaatan kepada Tuhan, dan pentingnya beramal shaleh. Hal ini menunjukkan keterbukaan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV terhadap nilai-nilai agama dalam membimbing rakyatnya.
Serat Wedhatama penuh dengan ungkapan yang mengajak untuk selalu introspeksi diri, menambah ilmu pengetahuan, dan selalu mengingat Tuhan agar hidup bahagia. Ungkapan dan ajaran dalam serat ini sangat baik dan relevan untuk mendampingi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, Serat Wedhatama tetap relevan dan memiliki peran penting dalam pendidikan masa kini. Pesan-pesannya yang bersifat universal dan sarat kearifan lokal menjadi panduan berharga dalam menghadapi berbagai tantangan dan kompleksitas zaman. Dengan memahami dan menerapkan maknanya, seseorang akan memiliki dasar berpikir dan bertindak agar hidupnya bahagia serta terhindar dari penderitaan lahir dan batin.