Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Sejarah Singkat Mangkunegaran

Pendhapa Ageng Pura Mangkunegaran sekitar Tahun 1900 (Sumber: KITLV)

Perjalanan Mangkunegaran tidak terlepas dari Kerajaan Mataram Islam. Kekuatan Kerajaan Mataram Islam mulai menunjukkan ketidakstabilan politik dan sosial ketika VOC (Vereenigde Oostindiche Compagnie) mulai melakukan intervensi dalam tubuh keraton. Di tengah gejolak yang terjadi, Raden Mas Said mengobarkan perlawanan terhadap VOC demi mengembalikan kewibawaan keraton yang sedang mengalami kekacauan.

Kelahiran Perjanjian Salatiga menjadi tanda berakhirnya gejolak dalam dinasti Mataram Islam. Pada 17 Maret 1757 atau bertepatan hari Sabtu Legi tanggal 5 Jumadil Awal, tahun Alip Windu Kuntara, tahun Jawa 1638 tercapailah kesepakatan bersama melalui Perjanjian Salatiga. Pada perjanjian tersebut, lahirlah Praja Mangkunegaran yang dipimpin oleh Raden Mas Said dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro Senopati Ing Ayoedha Soedibyaningprang.

Dengan tercapainya Perjanjian Salatiga, guna menjaga kewibawaan demi persatuan dan kesatuan Praja beserta kawula Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I bersama para pendukung setianya Punggowo Baku Kawandoso Joyo Mangkoenagoro I, mengokohkan kekuatan Praja Mangkunegaran dengan tiga pilar elemen utama, yakni:

1. Falsafah Tri Dharma

  • Rumangsa Melu Handarbeni (Rasa memiliki terhadap tanah air)
  • Wajib Melu Hangkrukebi (kewajiban siap sedia membela tanah air)
  • Mulat Sarira Hangrasa Wani (Berani melakukan mawas diri)

2. Hanebu Sauyun

Serumpun/seliang bagai tebu (bersatu padu).

3. Tiji Tibeh

Mukti Siji Mukti Kabeh, Mati Siji Mati Kabeh (selalu dalam kebersamaan dalam bahagia dan duka).

Perjanjian Salatiga yang menjadi dasar lahirnya Praja Mangkunegaran merubah kedudukan Raden Mas Said menjadi Pangeran Miji. Gelar Pangeran Miji atau Adipati merupakan gelar dari pangkat yang lebih tinggi langsung sesudah Putra Mahkota yang bergelar Adipati Anom yang berarti Pangeran Adipati Muda. Dengan kedudukannya tersebut, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I berhak menguasai tanah sebesar 4000 cacah yang meliputi wilayah Kaduang, Nglaroh, Matesih, Wiroko, Haribaya, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Kedu, serta Pajang sebelah utara dan selatan.

Mangkunegaran merupakan kadipaten yang merdeka dan memiliki otoritas di atas tanah kekuasaannya sendiri. Status Mangkunegaran sebagai praja merdeka tetap bertahan hingga Kemerdekaan Indonesia. Status Mangkunegaran berubah ketika terjadi Revolusi Sosial di Surakarta (1945-1950). Melalui kejadian tersebut, Mangkunegaran tidak lagi memegang hak kekuasaan di ranah pemerintahan, tetapi masih tetap menjalankan fungsinya di bidang yang lain seperti sosial dan kebudayaan.

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.