Dalam banyak budaya di seluruh dunia, perempuan prajurit selalu menjadi figur yang mengundang kekaguman. Mereka bukan hanya sekadar pejuang, tetapi juga simbol keberanian dan ketangguhan. Salah satu contoh paling terkenal adalah Valkyrie, sosok dewi perang dalam mitologi Nordik yang memilih siapa yang layak memasuki Valhalla setelah pertempuran.
Valkyrie digambarkan sebagai perempuan pemberani yang menunggangi kuda, bersenjata lengkap, dan tak gentar menghadapi peperangan. Konsep perempuan prajurit ini tidak hanya ada di dunia mitologi, tetapi juga nyata dalam sejarah Nusantara. Di Mangkunegaran, keberanian dan kegagahan para perempuan pejuang tergambar jelas dalam Pasukan Estri Ladrang Mangungkung—sebuah kesatuan prajurit perempuan yang tak kalah tangguh dari pasukan laki-laki.
Kehebatan Prajurit Estri Ladrang Mangungkung tidak kalah dengan prajurit laki-laki. Mereka dikagumi oleh kawan-kawan dan dihormati oleh lawan-lawannya di Mangkunegaran. Keberadaan pasukan ini menunjukkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Mangkunegaran, yang menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya mampu mengurus rumah tangga, tetapi juga mampu mengemban peran yang lebih besar.
Pasukan Estri Ladrang Mangungkung merupakan pasukan prajurit perempuan yang dibentuk oleh Raden Mas Said. Mereka berangkat dengan enam puluh perempuan/prajurit berkuda yang terampil, bersenjata lengkap, dan siap bertempur.
Tugas utama mereka adalah mendampingi Raden Mas Said yang dikenal dengan sebutan K.G.P.A.A. Mangkoenagoro I, dalam pertempuran, khususnya melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Ladrang Mangungkung memiliki dua tujuan, yaitu bertempur dengan gagah berani dan juga mengurus rumah tangga.
Mereka tidak hanya menjadi pelindung di medan perang, tetapi juga mengurus rumah tangga, memasak, dan bertani. Dalam acara-acara di Mangkunegaran, Pasukan Estri sering menghibur tamu-tamu kerajaan dengan tari-tarian dan lagu-lagu tradisional seperti sinden, Bedhaya, Srimpi, Munggeng Kelir, dan Taledhekan.
Para perempuan ini adalah penunggang kuda yang ahli, bersenjatakan wedung karabin, sejenis senapan yang dikenal dengan sebutan karabin. Mereka juga ahli memanah, mengasah keterampilan yang membuat mereka tangguh dalam pertempuran.
Sumber: Mangkunegaran.id
