Di balik keanggunan Pracimasana sebagai restoran fine dining kerajaan, ada proses panjang dan mendalam yang melibatkan filosofi Jawa, arsitektur istana, hingga estetika modern.
Desain interiornya mengikuti pola ruang Mangkunegaran yang simetris dan terbuka. Warna emas, merah marun, dan coklat tua dipilih karena mencerminkan keagungan dan kematangan. Meja makan tidak hanya ditata estetis, tetapi juga berorientasi pada interaksi intim antartamu.
Pencahayaan remang ala lampu minyak, suara gamelan lembut yang mengalun, serta detail ornamen seperti ukiran kayu dan tenun khas membuat Pracimasana tidak terasa seperti restoran biasa—melainkan ruang perjamuan yang mengajak tamunya berwisata ke masa lalu.
Proses kurasi menu juga dilakukan dengan ketelitian tinggi, menggabungkan resep-resep klasik Mangkunegaran dengan teknik masak kontemporer.