Pracimasana

Jl. RA Kartini, Kota Surakarta

081326159199

WhatsApp Customer Support

Buka Setiap Hari

Jam Buka: 10.00 - 22.00

Apem: Simbol Pengampunan dan Kesederhanaan

Apem Mangkunegaran

Apem, kue tradisional yang lembut dengan aroma khas, tidak hanya enak tetapi juga mengandung makna filosofis yang dalam. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, kata apem berasal dari bahasa Arab afuwwun yang berarti maaf atau pengampunan. Karena itu, kue ini dianggap sebagai simbol permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat apem tergolong sederhana, seperti tepung beras, tape singkong, santan, gula, dan sedikit garam. Kesederhanaan bahan ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang menjunjung nilai kesederhanaan dalam keseharian. Setiap bahan dalam pembuatan apem punya makna tersendiri.

Contohnya, tape singkong yang difermentasi melambangkan proses pendewasaan dan perubahan. Selain itu, santan yang kaya lemak dan memberikan rasa gurih khas menjadi lambang kemakmuran. Ada satu bahan yang membedakan apem khas Mangkunegaran dengan apem lainnya, yaitu tape singkong yang dibuat secara manual dengan tangan (diuleni).

Selain itu, pembuatan apem di Mangkunegaran masih dilakukan secara tradisional menggunakan tungku. Pembakaran yang lambat dan merata menghasilkan apem dengan tekstur lembut dan matang sempurna. Proses pembuatannya yang sarat makna menjadi simbol pengabdian dan kesetiaan para abdi dalem kepada Mangkunegaran.

Kue apem di Mangkunegaran sering disajikan dalam berbagai acara seperti ruwatan, wilujengan, perayaan hari besar, atau sebagai hidangan khusus untuk tamu istimewa. Pada bulan Ramadan, apem biasanya dihidangkan bersama kolak dan ketan. Kolak yang berisi pisang kepok memiliki makna ben kapok, yaitu agar manusia merasa kapok dan segera bertobat.

Sementara ketan digunakan sebagai harapan agar hubungan antar sesama manusia semakin erat. Jadi, dengan menikmati ketiga hidangan ini, masyarakat diingatkan untuk menyelaraskan hubungan secara vertikal maupun horizontal. Lebih dari sekadar camilan, kue apem adalah karya seni yang lahir dari proses penuh makna.

Di balik kelezatannya tersimpan filosofi mendalam tentang permohonan ampun dan kesederhanaan, sehingga lewat apem kita diajak untuk merenung dan memperbaiki diri.

Bacaan Terkait Lainnya

Kemewahan Kuliner dalam Harmoni Tradisi

Rayakan kehangatan Hari Raya dengan pengalaman kuliner istimewa di Pracimasana Mangkunegaran. Niskala Citta Liburan Hari Raya menghadirkan perpaduan cita rasa autentik dan keanggunan jamuan kerajaan dalam satu set menu yang menggoda selera.

Nikmati hidangan khas yang terinspirasi dari dapur istana Mangkunegaran, mulai dari Pitik Gocek yang kaya rempah, Sop Krim Jagung yang lembut dan menghangatkan, hingga Jangkepan Kambing Panggang atau Jangkepan Iga Panggang, sajian utama yang melambangkan kelengkapan dan kemewahan tradisi. Sebagai penutup, manjakan diri dengan Apple Tart yang lembut serta segarnya Es Krakisan Sereh, minuman favorit para bangsawan Mangkunegaran.

📅 Periode: 1 – 30 April 2025

Reservasi Sangat Terbatas!
Untuk menjaga eksklusivitas pengalaman bersantap Anda, reservasi set menu ini hanya tersedia di hari yang sama dengan jadwal kedatangan Anda ke Pracimasana. Pastikan Anda mengamankan tempat lebih awal agar tidak kehabisan kesempatan menikmati jamuan spesial ini.

0
  • ⚠️ Checkout hanya dapat dilakukan jika Anda telah memasukkan item reservasi. Silakan kembali ke halaman reservasi.
0
Reservasi/Menu Anda
Keranjang Belanja Anda KosongKembali untuk Pilih Reservasi/Menu Anda
Pracimasana dan Pracimaloka adalah 2 area yang berbeda di dalam Pracima Tuin (Taman) Mangkunegaran

PRACIMASANA merupakan area Restoran Mangkunegaran yang menyajikan hidangan dan minuman khas kerajaan serta pengalaman bersantap ala kerajaan.
🚨 minimum payment Pracimasana Rp150.000/Orang (before tax+service charge)

PRACIMALOKA merupakan tempat untuk menikmati sajian teh atau kopi serta makanan ringan seperti kue dan pastry.
🚨 minimum payment Pracimaloka Rp100.000/Orang (before tax+service charge)

Keduanya masih berada di area Pracima Tuin (Taman) serta masih dapat untuk mengakses Taman setelah melakukan kunjungan ke Pracimasana maupun Pracimaloka.