Minuman unik ini merupakan bagian dari kekayaan kuliner yang dimiliki Pura Mangkunegaran. Pareanom bukan hanya soal racikan buah, melainkan cerminan filosofi kesegaran dan kealamian yang sejak lama dijunjung tinggi dalam tradisi Jawa. Dibuat dari buah jeruk segar dan lemon, yang kemudian dipadukan dengan kolang-kaling pandan, Pareanom menghadirkan harmoni rasa manis, asam, dan aroma rempah yang lembut.
Disajikan dingin, minuman ini tidak hanya menyegarkan raga, tetapi juga memunculkan kembali ingatan akan kebiasaan istana yang menjadikan minuman herbal dan buah-buahan sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan seimbang. Kini, Pareanom hadir kembali dengan tampilan modern namun tetap setia pada akar budayanya, siap dinikmati oleh siapa saja yang berkunjung ke Pracimasana atau Pracimaloka.
Nama yang Sarat Makna
Kata Pareanom berasal dari dua unsur bahasa Jawa: “pare” yang berarti tanaman padi atau makanan pokok, dan “anom” yang berarti muda atau segar. Secara filosofis, minuman ini menggambarkan harapan akan kesegaran hidup, pemulihan energi, dan kebaruan semangat. Dalam konteks kehidupan keraton, Pareanom juga bisa dimaknai sebagai simbol perhatian akan kesehatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti banyak hal dalam budaya Jawa, tidak ada yang hadir tanpa makna. Minuman yang tampak sederhana ini justru menyimpan nilai-nilai luhur, dari pemilihan bahan alami hingga cara penyajiannya yang penuh tata krama dan estetika.
Komposisi yang Menyegarkan dan Menyehatkan
Salah satu kekuatan utama Pareanom terletak pada kesegaran bahan-bahannya. Jeruk lokal yang digunakan dipetik saat matang di pohon, memberikan rasa manis alami dan vitamin C yang tinggi. Lemon memberikan sentuhan asam yang menyegarkan, sementara kolang-kaling pandan menghadirkan tekstur unik dan aroma khas tropis yang ringan.
Kolang-kaling sendiri bukan bahan sembarangan. Dikenal sebagai buah atap, kolang-kaling kaya akan serat dan sangat baik untuk sistem pencernaan. Ketika direndam dalam ekstrak pandan alami, kolang-kaling tidak hanya menjadi lebih wangi tetapi juga lebih lembut, menambah dimensi baru dalam rasa minuman ini.
Minuman ini ideal dinikmati saat cuaca panas atau sebagai pendamping makanan berat. Sensasi dingin dari es, perpaduan rasa manis dan asam, serta tekstur kolang-kaling yang lembut menjadikan Pareanom bukan hanya pelepas dahaga, tapi juga pengalaman sensorik yang utuh.
Jejak Sejarah di Balik Minuman
Pareanom mungkin belum setenar minuman tradisional seperti beras kencur atau wedang uwuh, namun keberadaannya di lingkungan Pura Mangkunegaran bukanlah hal baru. Catatan lisan menyebutkan bahwa minuman berbahan dasar jeruk dan kolang-kaling ini telah disajikan dalam perjamuan internal keluarga Mangkunegaran sejak era Mangkoenagoro VI. Biasanya disuguhkan dalam acara sore hari atau sebagai penyegar setelah tarian panjang dan latihan gamelan.
Tidak seperti jamu yang mengusung rasa pahit atau hangat, Pareanom lebih ringan dan cocok untuk semua usia. Dalam konteks kehidupan bangsawan, minuman ini menjadi jembatan antara kesehatan dan kenikmatan. Rasanya tidak hanya menyenangkan, tapi juga membawa manfaat bagi tubuh.
Modernisasi tanpa Kehilangan Akar
Di tangan para chef dan barista di Pracimasana, Pareanom direpresentasikan dalam wujud yang modern namun tetap jujur pada cita rasa aslinya. Tidak ada tambahan sirup buatan atau pemanis sintetis—semua bahan diolah secara alami dan segar. Bahkan air yang digunakan untuk membuat es dipastikan bebas kaporit dan disaring agar tidak mengganggu rasa jeruk dan pandan.
Estetika penyajian juga menjadi perhatian. Di Pracimasana, Pareanom disajikan dalam gelas tinggi dengan hiasan kulit jeruk yang dikeringkan secara alami, menambah aroma dan tampilan. Sementara di Pracimaloka, minuman ini bisa dinikmati dalam versi mocktail—dengan tambahan sparkling water untuk efek berkarbonasi ringan—cocok sebagai teman sore sambil menikmati pastry atau membaca buku klasik.
Minuman Tradisional sebagai Gaya Hidup Baru
Minat masyarakat terhadap minuman tradisional yang sehat dan alami terus meningkat. Banyak orang kini mulai meninggalkan soda dan minuman tinggi gula, beralih ke opsi yang lebih sehat namun tetap lezat. Pareanom menjawab kebutuhan itu dengan elegan. Ia tidak hanya menghadirkan kesegaran alami, tetapi juga terhubung dengan nilai budaya dan sejarah panjang kuliner Jawa.
Dukungan akademis terhadap bahan-bahan seperti jeruk, lemon, dan kolang-kaling semakin memperkuat posisi minuman ini. Studi dari Pusat Penelitian Hortikultura Kementerian Pertanian RI menyebutkan bahwa jeruk lokal Indonesia memiliki kandungan antioksidan yang tinggi dan baik untuk kekebalan tubuh. Sementara kolang-kaling telah lama diteliti sebagai sumber serat alami yang mendukung metabolisme.
Nikmati Pareanom di Pracimasana & Pracimaloka
Jika Anda ingin mencicipi Pareanom sebagai bagian dari pengalaman bersantap kerajaan, Pracimasana (Royal Fine Dining) menyajikannya dalam suasana mewah nan khidmat. Setiap tegukan membawa Anda lebih dekat pada kearifan lokal yang dikemas dengan standar internasional.
Sementara itu, di Pracimaloka (Tea & Pastry House), Pareanom menjadi minuman favorit saat sore menjelang senja. Dipadukan dengan kudapan manis khas Jawa yang dimodernisasi, seperti tape ijo cake atau klepon tart, Pareanom adalah simbol dari bagaimana budaya bisa diolah ulang tanpa kehilangan makna.
Penutup: Segelas Tradisi, Seruput Gaya Hidup
Pareanom adalah bukti bahwa minuman tradisional tidak perlu bersaing dengan tren global—karena ia sendiri adalah tren yang tak lekang oleh waktu. Dengan bahan alami, rasa yang menyegarkan, serta filosofi hidup yang dalam, Pareanom menjadi lebih dari sekadar minuman: ia adalah gaya hidup.
Jangan ragu untuk menjadikan Pareanom sebagai pilihan Anda ketika berkunjung ke Pracimasana atau Pracimaloka. Rasakan sendiri bagaimana rasa, sejarah, dan budaya bisa bertemu dalam satu gelas yang menyegarkan.
